CURHATKU UNTUK HARIKU

06.00 Wib, aku terbangun di Sekret BahagiaKasih bersama dengan Beni, dimana kami berdua bertugas jaga malam disana.

Saya pun buru balik ke kontrakkan untuk segera tiba ke lokasi PKL. Semasih di Kamar Mandi aku berucap "apapun yang terjadi hari ini, biarlah Tuhan yang pimpin"

Hari ini juga adalah hari terakhir aku berjumpa dengan adik-adik PKL dari SMK 6 Medan. Makasih buat dek Vantika dan dek Nissa telah temaniku selama kalian PKL. Walaupun kita sering comel tentang beberapa hal yang tidak penting dan terkesan konyol. Onyom (oncom). Tidak lupa saya memberi nilai buat mereka, dan bersyukur penilaianku objektif (ekspresi keduanya sangatlah senang luarbiasa).

Hari ini bu sekretaris tidak ada ditempat, dan surat masuk beserta undangan bertumpuk luar biasa, sampai-sampai kertas-kertas tersebut menutupi seluruh meja.

Kira-kira jam 17.15 Wib, Bu Sekretaris (Bu Erna), tiba di ruangannya dan Kak Rani bergegas memasukkan semua kertas-kertas tersebut. Sekalian juga aku minta maaf buat Kak Rani dimana aku nggak bisa temani dia hingga larut malam bahwa jam 18.00 Wib aku harus sudah di Hotel Swiss Belinn, Jalan Surabaya no.88, Saya tidak lupa pamit kepada Bu Erna ketika itu.

Saya pacu Molly (Motor kesayangan) karena sudah jam 17.45 wib, dan saya yang paling awal tiba di Lokasi Seminar dari PT Hai-O Indonesia. Saya menghubungi Kak Rosna yang mengajak saya dan tidak sadar kalau ia tepat berada di depan saya. Kami pun menunggu di Lobi Hotel dan ia menyampaikan bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Pak Michael delay dan baru tiba di Hotel jam 20.30 wib. Maka oleh Kak Rosna mengajak saya untuk makan dan tawaran tersebut saya terima dengan senang hati. Akupun pesan Nasi Ayam dan ini pertama kali aku mencicipi masakan tersebut dengan minuman manis dingin. Ternyata Nasi Ayam ini disajikan dengan Ueeennaaaakk tenan.

Aku pun ikut Seminar (B.O.P) dan saya pamit dengan segera karena waktu sudah menunjukkan jam 22.18 wib. Saya sudah janji jemput teman. Dengan kecepatan yang tidak biasa saya pun tiba di lokasi teman jam 23.00 wib. Dengan niat istrahat sebentar malah keasyikkan dan takut pulang siapa tau dibegal. Dan nginaplah di rumah temannya tersebut. Oleh si pemilik rumah dan entah ide dari mana mau buat "Botol Kejujuran" dan saya ladeni. Dan pada akhirnya saya yang paling banyak di korek.

Saya persingkat dan rangkum jawaban saya dibawah ini:
Semua wanita yang pernah dekat di hidupku, dekat bukan karena aku mau. Aku sebatas ingin membuktikan pada teman-temanku (laki-laki) bahwa merebut hati wanita itu gampang.
Semua bermula ketika masih SMP kelas IX dan inilah wanita pertama. Saya punya teman sebangku ialah Manto dan tantang saya dan akhirnya jadi dengan (B******).

Di SMA kelas X-K, saya merasakan gerak-gerik dari (M****) terlihat menyukaiku dan ia pun mencoba mencuci saputanganku dan aku takut akan hal itu dan tidak memberikannya. Saya pun jujur ke dia kalo aku sudah punya cewek dan ia pun mengerti dan saat hubunganku pupus dengan (B******) saya mencoba mendekati (M****) kembali dan ia sudah membuka hati sama pria lain.

Lalu Disman teman sebangku denganku bilang ke aku kalo si *R** mau ia dekati. Kubilang oke silahkan saja. Ayo kita buktikan siapa yang paling paten dekati cewek. Tidak lama Disman pun mengungkapkan rasa dan ia ditolak. Dan tiba giliranku dan akupun di beri harapan, dan ia punya jawaban yang tepat untukku dan membungkamku "Saya masih belum diperbolehkan pacaran oleh Mama, baru boleh setelah menamatkan kuliah" dan jawabku "Baik, aku tunggu". Dengan memberikan bantal Love ke dia setelah kejadian tersebut.

Saya pun move on dan lagi-lagi terjebak dengan tantangan dari teman yakni Erik Kantona, untuk menembak I**, itu saatku duduk dikelas XII-H dan saya minta 3 (tiga) bulan untuk memikat hatinya dan akupun dapat kami jalani kurang lebih 7 bulan dan saya putuskan semenjak saya tiba di Medan, ketika pembinaku bilang padaku kalo tujuanku ke Medan belajar maka pacaran belum saatnya untuk dipikirkan.

Waktupun mempertemukan kami (*R**) sekitar 2 tahun yang lalu. Dipertemukan di komunitas.
Seakan tak percaya apakah ini dari Tuhan atau sebatas soal yang harus aku jawab dengan baik dan benar.

Ketika saat botol kejujuran tersebut diputar dan mendengar langsung bahwa rasa yang selama 6 tahun ini dipendam ternyata bertepuk sebelah tangan. Ia mengharapkan pacarnya atau pasangannya adalah seorang dokter. Saya hanya tertegun dan berkata dalam hati, seandainya dari dulu saya belajar dengan giat aku pasti Lulus di Fakultas Kedokteran-USU dan saya tidak menyesali Tuhan--terhadap hal ini. Hal yang kumengerti bahwa Tuhan punya rencana indah dan terbaik.

Apakah ia tau bahwa semenjak 2 tahun terakhir ini, aku mencoba menjadi pria yang ia sukai dalam hal apapun dan jujur aku sampaikan bahwa aku tidak terlahir dari keluarga yang berada dan seandainya aku masih punya Ayah aku akan minta dia, kuliahkan aku di jurusan yang aku sukai tersebut. Jujur aku minder dengan keadaan keluargaku ketika melihat keluarga dia. Maka aku berusaha menjadi yang terbaik.
Namun, malam inilah terungkap bahwa aku tidak memiliki tempat dihatinya dan respon yang ia beri hanyalah sebatas harapan dan semua pria ia tanggapi dengan begitu juga sama seperti ia menanggapiku.
Oleh itu, aku sangat sadar bahwa niatku untuk sukses sudah salah kaprah. Aku harus kembali ke jalur yang Tuhan tetapkan untuk aku kerjakan. Aku berusaha bukan lagi untuk menyenangkan hati dia. Namun hatinya Tuhan, aku hanya perlu fokus dan tinggal diam dalam naungan Tuhan. Sesuatu yang besar itu sedang dan akan terjadi dalam waktu dekat dan aku mulai mempercayai itu. Aku harus mulai memikirkan orang lain (khalayak umum)







Comments

Popular Posts